Sumbawa Besar, Nuansantb.net- (24/06/2020)
Keluhan masyarakat hingga menggelar demo yang menuntut Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Batulanteh Sumbawa untuk memperbaiki layanannya seperti suplay air yang tidak baik dan kualitas air yang kurang bagus alias keruh dan meminta pemerintah untuk segera menyikapi permasalahan ini telah lama disuarakan oleh masyarakat terutama para pelanggan.
Dewan Pengawas Perumdam Batulanteh yang juga Kepala Bagian Perekonomian Setda Sumbawa, Irene Silviani, MM,. dalam keterangan persnya kepada media ini, Rabu (24/06/2020) mengatakan bahwa, hampir setiap saat masyarakat mengeluhkan pelayanan Perumdam, baik yang disampaikan langsung maupun melalui media massa dan media sosial. Keluhan ini tentunya mempengaruhi kinerja pemerintah Kabupaten Sumbawa. “Keluhan yang disampaikan masyarakat tetap pada dua masalah yaitu masalah suplay air yang tidak terkait dengan penjadwalan aliran air ke rumah warga, dan masalah kualitas air yang keruh,”.
Menurutnya Irene, berkurangnya suplai air di Kota Sumbawa dan sekitarnya sudah berlangsung sejak Mei hingga Juni 2020. Hal ini karena semakin berkurangnya pasokan air baku dari Sungai Semongkat yang meningkatkan produksi. Dalam mengatasinya, Perumdam telah menyiapkan langkah panjang atau jangka pendek. Dengan meminta pendistribusian air kepada pelanggan dengan sistim zonasi, penyempurnaan jaringan perpipaan baik jaringan pipa distribusi maupun jaringan pipa tersier. Untuk daerah-daerah yang sama sekali tidak terlayani dengan sistim perpipaan, akan disuplay dengan mobil tangki serta menambah sumber air baru seperti membuat sumur bor. Dengan langkah ini Perumdam Batulanteh, Kabupaten Sumbawa mampu mengurangi keluhan pelanggan akan air bersih.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kota Sumbawa dan sekitarnya, lanjut Irene, Perumdam Batulanteh harus menerima debit air sekitar 60 liter per detik. “Untuk saat ini pendistribusian air bersih ke pelanggan dengan sistem penjadwalan, sehingga air dapat digunakan sepenuhnya. Meskipun disadari kapasitas distribusinya sangat pendek, ditambah dengan kondisi topografi di beberapa wilayah di Kota Sumbawa yang lebih tinggi dari wilayah lain yang perlu ditingkatkan agar air bisa lebih tersuplay, lebih lama dari wilayah lain, ”bebernya.
Untuk diketahui, sumber air baku yang digunakan Perumdam saat ini adalah mata air, permukaan air dan sumur bor. Kapasitas debit sumber air baku yang tersedia seluruhnya 320 liter / detik. Dan Perumdam menggunakan sistem ganti dan perpompaan untuk mengambil air baku dengan kapasitas debit sebesar 255 liter / detik. Hal ini menunjukkan penggunaan air baku tidak optimal yang menggunakan debit air baku nyata yang ada saat ini. Karena itu diharapkan berasal dari sumber air baku untuk mendukung pelayanan Perumdam.
Selain itu Irene juga menjelaskan, kapasitas produksi terpasang hingga tahun 2020 sebesar 8,845.120 m3. Dari jumlah ini sebesar 311.040 m3 (3,52%) tidak dimanfaatkan dan kapasitas yang dapat dimanfaatkan (kapasitas riil) sebesar 8.534.080,00 m3 (96,48%). Kapasitas terpasang tidak dapat digunakan karena berkurangnya debit air baku. Maka dari kapasitas yang sebenarnya, volume air yang dihasilkan sebesar 6,416.368 m3, jadi kapasitas yang masih menganggur sebesar 2,117,712 m3. Kapasitas menganggur karena debit dari sumber baku terbatas dan semakin menurun sehingga volume air yang dihasilkan tidak maksimal sesuai dengan kapasitas produksi yang sebenarnya. Kapasitas cadangan menganggur yang relatif besar mencapai 24,81% dari kapasitas nyata.
Adapun solusinya, ungkap Irene, dengan keberadaan sumber daya dan kapasitas produksi, perlu dilakukan analisis terhadap pemenuhan kebutuhan air minum, di Kabupaten Sumbawa secara keseluruhan. Perlu juga dilakukan peningkatan pengelolaan perusahaan dengan sistem manajemen yang baik dan profesional agar dapat memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat dalam rangka menuju Sumbawa yang luar biasa dan bermartabat. Untuk itu, diperlukan perencanaan program-program kerja, anggaran dan perencanaan strategis yang dapat digunakan oleh pihak manajemen sebagai bahan referensi dalam pengambilan keputusan dan pengembangan perusahaan. Program-program dan perencanaan yang bermanfaat untuk memberi arah terhadap pengembangan dan perbaikan perusahaan.
“Salah satu upaya nyata dari pemerintah untuk pembangunan sumber air baku yang digunakan untuk sumber air baku antara lain Ai Ngelar di Kecamatan Moyo Hulu dengan kapasitas 170 liter / detik yang diharapkan akan dapat digunakan pada tahun 2021,” tutup Irene. (Nuansa)