Sumbawa Besar, Nuansantb.id- Aksi mengecam tindakan sekelompok orang yang menamakan diri Gerakan Anti Radikalisme Institut Teknologi Bandung (GAR—ITB) yang telah menuding Prof. Dr. H. Din Syamsuddin MA, radikal terus disuarakan oleh para tokoh maupun aktivis dari berbagai organisasi di seluruh Indonesia termasuk di Kabupaten Sumbawa.
Ratusan perwakilan tokoh Sumbawa yang tergabung dalam Forum Sumbawa Menggugat (FSM) mendatangi Kantor Bupati Sumbawa untuk menyuarakan dan mengecam tindakan yang dilakukan GAR-ITB terhadap Tokoh Nasional dan Internasional kebanggaan Sumbawa.
Dalam aksi yang dipimpin oleh Dr. Drs. A. Rachman Alamudy SH M.Si selaku Koordinator Umum FSM menyampaikan 4 (Empat) point penyataan sikap yang dibacakan langsung di depan Wakil Bupati Sumbawa Drs. H. Mahmud Abdullah didampingi Sekda Drs. Hasan Basri, MM,. yang isinya, Pertama, meminta Presiden Joko Widodo untuk bersikap bijak terhadap stigma radikal yang dituduhkan kepada Prof. Dr. H. Muhammad Din Syamsuddin MA.
Kedua, meminta presiden menjaga kondusifitas Negara dengan menjaga marwah para tokoh agama termasuk Prof. Dr. HM Din Syamsuddin, MA,. Ketiga, meminta Kapolri untuk menindaklanjuti laporan Sumbawa Menggugat terhadap GAR-ITB yang telah menfitnah dan mencemarkan nama baik Prof. Dr. HM. Din Syamsuddin MA.
Keempat, meminta DPRD Kabupaten Sumbawa selaku lembaga perwakilan masyarakat Sumbawa untuk mengajukan surat permohonan kepada KASN, Menkominfo, dan Menteri Agama untuk tidak memproses aduan GAR-ITB atas tuduhan radikal dan pelanggaran disiplin ASN kepada Prof. Dr. HM. Din Syamsuddin MA.Para tokoh secara bergantian menyampaikan aspirasinya yang diawali Ketua Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB) Sumbawa, Drs. H. Umar Hasan. Menurut tokoh mantan Ketua DPRD Sumbawa ini, sikap Tau Samawa adalah saling menghargai adat istiadat antar etnis yang satu dengan lainnya. Prof. Dr. Din Syamsuddin, MA,. telah banyak berjasa besar terhadap Indonesia, sebagai Tau Samawa ia tidak diam melihat kebathilan dan kedzoliman, demi tegaknya Pancasila, NKRI dan UUD 1945. Sangat naïf kiranya ada sekelompok orang yang tidak jelas menuding tokoh nasional dan diakui dunia itu radikal. Karenanya tudingan yang tidak mendasar serta mengada-ada dari sekelompok orang yang menamakan diri GAR-ITB harus dilawan.
Kemudian Ketua MUI Sumbawa Syukri Rahmat S.Ag dalam orasinya menilai apa yang dilakukan oleh GAR-ITB yang menuding Prof Din Syamsuddin radikal dan melakukan kegiatan yang mengarah kepada makar, sangat irasional atau tidak masuk di akal. Prof Din bukan hanya tokok nasional tapi juga dunia dan tokoh untuk semua agama. Prof Din memiliki riwayat perjuangan dan kiprah yang panjang tentang perdamaian dan mengampanyekan bagaimana hidup rukun antar umat beragama di dunia. Jadi sangat tidak professional, tidak fair dan tidak jujur ketika ada sekelompok orang menyematkan Prof Din Syamsuddin sebagai tokoh radikal.
Untuk itu Ia mendesak Wakil Bupati untuk memastikan bahwa suara rakyat Sumbawa sampai kepada Presiden Jokowi. Berharap presiden sebagai bapak bangsa untuk benar-benar arif melihat persoalan di Republik ini. “Kritikan yang muncul dari siapa saja tokoh agama dan tokoh lainnya, jangan lantas dicap radikal. Kritik bagi sesuatu untuk kepentingan bangsa adalah keniscayaan dan harus ada agar seorang pemimpin tidak keliru dalam menjalankan amanah.
Sementara itu tokoh muda Sumbawa Ahmad Fahri SH,. menyatakan bahwa karakter orang Sumbawa tidak pernah diam, selalu berteriak bila melihat ketidakadilan maupun menyaksikan ketimpangan dan kebathilan. Apa yang dilakukan oleh GAR-ITB sangatlah aneh dan kontraproduktif sebab mereka menganggap diri kumpulan orang-orang cerdas dengan tingkat pendidikan yang luar biasa namun alergi dengan sikap kritis untuk kebaikan. Ini sangat ironi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk itu kita menolak dan melawan labelisasi radikal yang disematkan kepada Prof Din Syamsuddin dan ini adalah fitnah keji yang harus disikapi dengan melaporkan orang-orang yang menamakan diri GAR-ITB tersebut kepada pihak yang berwajib.
Rektor Universitas Samawa, Dr. Syafruddin MM didampingi Rektor lainnya juga ikut berorasi dan meminta pemerintah tidak harus menerima laporan-laporan yang tidak jelas dan irasional termasuk laporan GAR–ITB. Pemerintah harus hadir untuk kebenaran dan kemanfaatan, bahkan mendukung pihak-pihak yang melakukan kritikan untuk kebaikan bangsa dan Negara. “Ingat ! kekuasaan itu akan berakhir dengan periodisasi, tapi kebenaran itu akan hancur bersama dengan hancurnya dunia,” tegasnya.
Tokoh muda lainnya dan mantan Ketua Pemuda Muhammadiyah Sumbawa Berlian Rayes S.Ag M.Si,. mengatakan, Prof Din Syamsuddin sangat dihargai, dihormati dan dimuliakan sebagai tokoh perdamaian dan prural oleh masyarakat bukan hanya Indonesia tapi juga dunia. Sangat lucu jika GAR-ITB menuding Prof Din radikal. Justru sebaliknya GAR-ITB itulah yang radikal karena membuat kegaduhan dan merusak tatanan berbangsa dan bernegara.
Sebagai penutup orasi, Ketua Pemuda Muhammadiyah Sumbawa, Ubaidullah S.Pd., M.Pd menyatakan Prof Din Syamsuddin banyak berkonstribusi positif bagi bangsa ini. Kepada dunia, Prof Din menawarkan konsep Islam sebagai agama yang rahmatallil’alamin sehingga dilabelkan sebagai tokoh perdamaian dunia. Ketika ada sekelompok orang yang menuding Prof Din sebagai tokoh radikal, itu sama dengan merusak kerukunan umat yang hidup damai. Selain itu merusak kebhinekaan Indonesia sebagai negara berkemajemukan dan berkeadaban.
Menyikapi aksi dan orasi para tokoh ini, Wakil Bupati Sumbawa, Drs. H. Mahmud Abdullah berjanji akan melanjutkan tuntutan Forum Sumbawa Menggugat kepada Presiden. Ia berharap massa aksi tetap menjaga marwah Tau dan Tana Samawa yaitu adat barenti ko sara, sara barenti ko kitabullah. Takit ko nene, kangila boat lenge. “Paling penting lagi, tetap menerapkan protocol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid,” pungkasnya, sembari menerima pernyataan sikap dari Ketua FSM didampingi Prof Dr Syaifuddin Iskandar M.Pd (Mantan Rektor UNSA), Chairul Hudaya Ph.D (Rektor UTS), Dr. Iwan Jazadi (Rektor Universitas Paracendikia), Ketua Lintas Etnis, dan tokoh lainnya.
Usai berorasi dan menyatakan sikap di kantor Bupati Sumbawa, Para Tokoh yang tergabung dalam Forum Sumbawa Menggugat berlanjut menuju Mapolres Sumbawa guna melaporkan GAR-ITB dengan tuntutan pencemaran nama baik Prof. Dr. Din Syamsuddin MA. (Nuansa)