Sumbawa Besar, Nuansantb.id- Dampak dari pandemi covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia pada 2020 lalu, pengembangan pariwisata mengalami sejumlah kendala. Asosiasi Pariwisata Nasional (Asparnas) Sumbawa, mulai memetakan persoalan yang menghambat perkembangan pariwisata di Kabupaten Sumbawa.
Ketua DPC Asparnas Kabupaten Sumbawa, Muhammad Taufik yang dikonfirmasi usai rapat mengatakan, setelah Pembentukan Pengurus Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Pariwisata Nasional Cabang Kabupaten Sumbawa oleh Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pariwisata Nasional, berdasarkan SK dengan nomor 001/SK/DPP-ASPARNAS/II/2021 pada tanggal 26 Februari 2021 lalu.
Pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan pelaku pariwisata di Kabupaten Sumbawa. Baik itu pengusaha hotel, pemilik usaha perjalanan wisata dan pegiat UMKM. Para pelaku usaha ini tidak bisa dipisahkan. Karena merupakan satu kesatuan dalam sektor pariwisata.
Namun, lanjut Taufik, para pelaku pariwisata ini dihadapkan dengan sejumlah kendala. Yang paling utama adalah persoalan infrastruktur penunjang. Hal ini memang persoalan klasik. Tapi, tidak bisa dipungkiri bahwa inilah yang menjadi persoalan utama. Karena, hal pertama yang ditanyakan para wisatawan sebelum berkunjung adalah infrastruktur penunjangnya.
Kemudian, persoalan lainnya adalah pusat informasi wisata. Para pelaku pariwisata kebingungan terkait informasi pada salah satu objek wisata. Karena, informasi wisata ini salah satu hal yang penting bagi para wisatawan. Terutama terkait biaya yang harus dikeluarkan untuk menuju obyek wisata yang dituju.
Seperti biaya penyeberangan ke Pulau Moyo. Dimana besarnya biaya penyeberangan ke lokasi tersebut bervariasi. Ini yang menjadi kendala yang dialami pengusaha perjalanan wisata. Sebab, wisatawan kerap mendapat informasi yang berbeda. Tidak jarang, banyak wisatawan yang membatalkan perjalanannya ke Pulau Moyo karena tersebut.
Selain itu, kurangnya promosi bagi pelaku UMKM juga kerap dirasakan. Ini menyebabkan para pelaku UMKM tidak bisa memaksimalkan pemasaran produknya. Padahal, produk UMKM Kabupaten Sumbawa tidak kalah dengan produk luar daerah lainnya.
Dalam hal ini, DPC Asparnas Kabupaten Sumbawa telah menggelar pertemuan guna memecahkan persoalan ini. Pihaknya telah menyusun sejumlah langkah strategis jangka panjang, guna mengatasi persoalan tersebut. Dalam waktu dekat, pihaknya akan menemui pemegang kebijakan. Termasuk juga berkoordinasi dengan instansi terkait. Guna memaparkan program untuk mengatasi persoalan yang dialami oleh pelaku pariwisata. Dengan tujuan, untuk mengembangkan pariwisata di Kabupaten Sumbawa.
Sebagaimana kita ketahui Sumbawa memiliki potensi pariwisata yang tidak kalah dengan Pulau Lombok. Namun, pengelolaannya masih belum maksimal. Banyak kendala yang menyebabkan pengembangan pariwisata ini terhambat sampai saat ini. (Nuansa)