Menjadi Wanita Karir Sekaligus Ibu Rumah Tangga

oleh -88 Dilihat
oleh

Opini, Oleh : Dimastuti Putri Karyaningtiyas. S.E

(Mahasiswa Pasca Sarjana Program Studi Manajemen Inovasi Universitas Teknologi Sumbawa)

Setelah menikah dominannya perempuan di Indonesia kerap kali berhenti dari pekerjaannya dan ini

iklan

sudah menjadi cerita sehari-hari.

Dahulu wanita Indonesia masih mengedepankan nilai-nilai dan tradisi yang berkembang di masyarakat, seorang wanita yang memilih bekerja diluar rumah dahulu dianggap melanggar tradisi sehingga kerap kali dikucilkan dari masyarakat, pergaulan dan lingkungan sekitar yang artinya seorang wanita karir tidak mendapat kesempatan untuk berkembang dimasyarakat. Namun seiring dengan berkembangnya zaman, seorang wanita boleh tidak hanya bekerja dirumah tangga saja mengurus rumah, anak dan suami tetapi juga memiliki kesempatan ikut membantu suami dalam memenuhi segala kebutuhan rumah tangga.

Meski Zaman sekarang sudah tidak mempermasalahkan gender, faktanya sampai saat ini masih saja

hangat diperbincangkan. Asumsi-asumsi lingkungan sekitar yang beranggapan bahwa ditakutkan nantinya wanita akan lebih sukses di bandingkan pasangannya. Pada kenyataannya baik wanita atau laki-laki sebenarnya memiliki peluang yang sama untuk layak mendapat pendidikan yang tinggi dan jenjang karir.

Dominannya alasan wanita berkarir meski telah berkeluarga adalah untuk membantu perekonomian keluarga

untuk memenuhi kehidupan yang lebih baik. Selain itu banyak wanita berkarir sebelum menikah sampai akhirnya setelah menikah tetap melanjutkan karir dengan alasan sudah menjadi hobi dan ingin tetap bermanfaat untuk orang disekitarnya. Tentu dengan mengambil keputusan tersebut ada banyak hal yang harus dikorbankan, tetapi ini bisa saja diatasi dengan manajemen waktu. Jika keluarga menjadi prioritas utama maka

anda bisa memenej waktu antara keluarga dan pekerjaan yang selayaknya. Jika wanita memilih bekerja tidak jarang dianggap lalai dan mengabaikan tugasnya sebagai ibu dan istri, dianggapnya terlalu sibuk dengan

dunianya sendiri, dikira mengabaikan anak yang harusnya mendapatkan pendidikan yang layak dirumah juga

suami yang harus dilayani.

Lalu bagaimana dengan menjadi ibu rumah tangga? Manjadi ibu rumah tangga tentu jauh berbeda dengan menjadi wanita karir. Ibu rumah tangga harus selalu siap sedia 24 jam tanpa hari libur. Seni mengontrol emosi dan perasaan juga sangat dibutuhkan oleh ibu rumah tangga. Kerjasama dengan suami sangat diperlukan, agar ibu rumah tangga bisa memiliki waktu sendiri untuk memanjakan diri sesekali.

Tidak hanya menjadi wanita karir, menjadi ibu rumah tangga juga kerap kali mendapat cibiran yang tidak menyenangkan, seperti ketika seorang wanita menjadi ibu rumah tangga dengan memperoleh gelar sarjana misalnya, kerap kali kita dengar ucapan “mengapa tinggi-tinggi kuliah capek-capek jika ujungnya menjadi ibu rumah tangga saja?” atau “kenapa kerja susah payah selama ini jika ujung-ujungnya ngurus anak dan suami?”

Lantas mana yang lebih baik menjadi ibu rumah tangga atau menjadi wanita karir? Kedua pilihan tersebut

memiliki positif dan negatifnya masing-masing yang membutuhkan perencanaan dan pertimbangan yang

matang bersama pasangan khususnya dan keluarga pada umumnya. Berikut ini beberapa hal yang bisa dipertimbangkan untuk disepakati dan dibicarkan dengan pasangan juga keluarga, diantaranya :

1. Pastikan apa tujuan anda berkarir. Apakah hanya sekedar hobi, menghilangkan kejenuhan atau

menambah penghasilan keluarga. Jika untuk menambah penghasilan keluarga maka berkarir adalah salah satu alternatif, namun jangan lupa pertimbangkan apakah hasil yang didapatkan sesuai dengan apa yang dikorbankan. Namun jika tujuan anda berkarir hanya karena hobi atau meraih cita-cita maka pikirkan baik-baik jangan terlalu larut dalam obsesi, yang nantinya akan berakibat dengan peran anda sebagai seorang istri dan ibu. Namun jika menjadi ibu rumah tangga dan sebagai wanita karir dapat

berjalan dengan seimbang maka tidak perlu dikhawatirkan.

2. Peran Kepala Keluarga. Jangan sampai istri lebih mendominasi dari pada suami, hal ini bisa menjadi

potensi perpecahan dari dalam keluarga. Apalagi dengan kahadiran sosok anak akan memperparah

keadaan, maka dari itu pembagian tanggung jawab antara suami dan istri harus jelas dan konsisten.

3. Waktu, pembagian waktu antara mengurus rumah tangga dan bekerja sangat sulit dilakukan. Semakin

sibuk seseorang bekerja semakin sedikit waktu yang dihabiskan dengan keluarga. Jika tidak bisa mengatur waktu dengan baik maka banyak hal yang akan dikorbankan. Untuk menghindari hal tersebut maka sejak awal harus disepakati bersama segala kemungkinan yang nantinya akan terjadi.

Kunartinah (2003) Hall (1986) menjelaskan bahwa karir diartikan sebagai rangkaian sikap dan prilaku yang berhubungan dengan pengalaman seseorang sepanjang kehidupan kerjanya. Hall (1996) karir adalah rangkaian kegiatan dari sikap dan tingkah laku yang dirasakan secara pribadi yang berkaitan dengan pengalaman-pengalaman dan

kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan sepanjang masa kehidupan seseorang (Ivancevich et

al, 1989) sedangkan pengertian wanita berkarir seperti yang disampaikan Munandar (2001) wanita berkarir

adalah wanita yang bekerja untuk mengembangkan kemampuannya. Dalam hal ini, wanita karir mayoritas

didukung oleh pendidikan yang tinggi sehingga statusnya dalam pekerjaan juga tinggi.

Faktor-faktor yang menjadi sumber persoalan bagi para ibu yang bekerja dapat dibedakan sebagai berikut (Puspitawati, 2009) :

1. Faktor Internal. persoalan ini timbul dalam diri pribadi seorang wanita seperti strees akibat tuntutan

2. Bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga atau tekanan yang timbul akibat peran ganda,

3. Pekerjaan kantor yang sangat berat, suami dan anak yang kurang mendapat perhatian.

2. Faktor eksternal

a. Dukungan suami, yaitu sikap-sikap pengertian yang ditunjukkan dalam bentuk yang positif seperti ikut membantu menyelesaikan pekerjaan rumahtangga, membantu mengurus anak-anak serta memberikan dukungan moral dan emosional terhadap karir dan pekerjaan sebagai istri.

b. Kehadiran anak

c. Masalah pekerjaan, seperti peraturan kerja yang kaku, pimpinan yang tidak bijaksana, beban kerja yang berat, keadilan yang tidak didapatkan, rekan-rekan kerja yang tidak bisa diajak kerjasama, ketidaknyamanan psikologis serta waktu kerja yang terlalu panjang.

3. Faktor relasional

Yaitu kurangnya waktu suami dan istri untuk bersama dan komunikasi dirumah dapat menyebabkan persoalan yang ada dalam rumah tangga

Kelebihan dan kekurangan bagi diri sendiri, bagi perkembangan anak dan hubungan anda dengan suami saat menentukan menjadi ibu rumah tangga dan wanit karir. Positifnya bagi diri sendiri yaitu apabila keluarga sepenuhnya mendukung karir anda, mengurus anak dan suami bisa anda lakukan dan disisi lain anda bisa tetap berkomunikasi dengan dunia lebih besar yang mengasah intelektualitas anda. Negatifnya anda akan kehilangan momen berharga dengan anak dan keluarga, saat anda mendengar kabar baik dari pengasuh dirumah tentang anak anda yang bisa berjalan dengan lancar.

Positifnya untuk anak, seorang anak tidak akan mengerti tujuan anda bekerja seperti untuk mendapatkan uang tambahan salah satunya untuk membayar jasa pengasuh bayi sebagai pengganti peran anda dirumah karena bekerja. Ketika pulang bekerja anda akan mendapatkan sikecil sudah belajar banyak hal dari hari hari sebelumnya. Negatifnya anak akan merasa rindu, buruknya jika anak terlalu larut dipenitipan anak maka anak akan menangis dipelukan orang lain dan bahkan tidak menginginkan anda lagi.

Positifnya untuk hubungan anda, terkadang banyak pasangan yang ketika pasangannya sama-sama bekerja dijam yang sama lebih muda menjaga hubungan, cendrung lebih mudah menjaga keharmonisan rumah tangga dibandingkan mereka yang tinggal diam dirumah. Negatifnya semua yang sudah dilakukan dan direncanakan akan sia-sia jika anda tidak menyediakan waktu khusus untuk keluarga.

Permasalahan tentang menjadi wanita karir atau Ibu rumah tangga sudah sering sekali kita jumpai seiring berkembangnya zaman. Seorang wanita setelah berkeluarga, memiliki suami dan anak, wanita karir pasti juga tetap memiliki keinginan untuk bekerja namun dilema. Apakah mengurus rumah atau tetap melanjutkan bekerja?. Apakah bisa menyeimbangi keduanya tanpa menjadi stres? Apakah akan menjadi

perkara besar?, dan banyak lagi pertanyaan lain yang muncul dibenak kaum wanita karir.

Untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan tersebut ada beberapa tips yang bisa dilakukan oleh seorang wanita karir sekaligus ibu rumah tangga yang dikutip dari laman (HaiBunda.com,2018) yaitu :

1. Melepaskan rasa bersalah. merasa bersalah karena tidak mendampingi suami dan anak adalah salah satu masalah yang dihadapi wanita karir yang membuat fokusnya terpecah dan membuang waktu, untuk menghindari hal tersebut maka lebih baik pikirkan bagaimana peran anda sebagai wanita karir yang juga bisa bermanfaat bagi kehidupan keluarga, salah satunya urusan finansial.

2. Pilih Pengasuh anak yang berkualitas. hal ini agar urusan pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan juga urusan anak tetap terjamin, maka dari itu penting akan memilih pengasuh anak yang berkualitas seperti jasa baby sitter atau daycare yang sesuai kriteria kita.

3 Efektifkan waktu setiap pagi. Pagi hari bisa digunakan waktu lebih efisien dengan menyiapkan segala kebutuhan keluarga seperti ketika anak berangkat sekolah, suami berangkat kerja bisa disiapkan bekal dan pakaiannya.

4. Hindari menggunakan waktu pagi hari dengan hal – hal yang tidak penting seperti bermain social media dan menonton televisi. Hal ini bisa membuat anak dan suami merasa diperhatikan meskipun setelah itu kita berangkat ke tempat kerja.

5. Buat Jadwal keluarga mingguan. Salah satu hal yang bisa digunakan adalah dengan menyiapkan kalender dan catat setiap kegiatan keluarga secara mingguan, seperti kegiatan ekstakulikuler anak, ulang tahun serta kegiataan bersama keluarga. Keuntungan dari tips ini adalah mencegah kita lupa jika anak atau suami ada kegiatan tambahan serta dapat melibatkan setiap anggota keluarga dalam acara yang ada.

6. Jaga Komunikasi dengan rekan kerja. Tips ini penting di lakukan saat kita memilih menjadi ibu rumah tangga sambil menjadi wanita karir yang seringkali membutuhkan pengertian dan komunikasi efektif dengan rekan kerja, jika sewaktu-waktu kita butuh cuti atau harus pulang lebih cepat. Bisa juga melakukan solusi alternatif seperti menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, dan berikan yang terbaik saat berada di tempat kerja agar tidak menimbulkan masalah dengan rekan kerja.

7. Tetap berhubungan dengan keluarga. Selanjutnya saat sedang berada ditempat kerja, untuk tetap berhubungan dengan anak-anak dan suami, dengan cara memanfaatkan teknologi yang ada saat ini seperti telefon, video call atau sekedar menanyakan kabar via pesan teks di jam istirahat. Hal ini bisa membuat anggota keluarga merasa diingat, meskipun hanya dengan menanyakan hal-hal kecil dan sederhana.

8. Disiplin waktu saat di kantor. Saat di tempat kerja pastikan anda menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, hindari mengobrol terlalu lama di jam istirahat dengan rekan kerja karena akan membuat waktu anda tidak efisien dan terbuang sia-sia. Fokus dengan pekerjaan ditempat kerja dan dapat memanfaatkan waktu untuk bersantai di jam istirahat. Jika pekerjaan tepat waktu dapat diselesakikan maka pulang kerjapun akan tepat waktu. Sehingga anda dapat menyelesaikan tanggung jawab ditempat kerja sekaligus dapat memenuhi tugas sebagai ibu rumah tangga.

Secara hukum islampun terhadap wanita berkarir dari sisi hak dan kewajiban seorang ibu rumah tangga dibahas oleh para ulama bahwa posisi seorang wanita karir tidak diperbolehkan kecuali memenuhi tiga syarat yaitu :

1. Aman dari fitnah, yang berarti aman dari segala mcam hal-hal yang dapat membahayakan dirinya sendirinya dan juga hartanya dari maksiat

2. Apabila suami tidak mampu menafkahi keluarganya

3. Apabila mendapat izin dari suami atau wali, dengan syarat sesuai dengan point 2 apabila suami tidak

mampu menafkahinya.

Jika ditempat kerja memiliki jabatan tinggi sekalipun seorang bos tetapi dirumah anda adalah seorang

perempuan, seorang istri, seorang ibu dan juga seorang menantu. Saat di rumah anda adalah ibu rumah tangga yang harus meninggalkan jabatan ditempat kerja dan tidak boleh dibawah kerumah. Karena saat di rumah ada kehidupan lain yang sedang menanti anda, ada yang sedang membutuhkan waktu, perhatian dan kasih sayang anda dirumah.

Menjadi yang terbaik di tempat kerja dan juga menjadi yang terbaik dirumah bukanlah hal yang mudah, bisa jadi suatu saat nanti anda merasa kelelahan dan tertekan. Dikutip dari laman (theAsianparentIndonesia.com,2020) bahwa untuk mengindari hal –hal yang tidak diinginkan di kemudian hari adalah dengan melakukan dan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu:

1. Anda tidak bisa melakukan semuanya, maksudnya adalah melakukan perjanjian sebelumnya ditempat kerja bahwa anda akan membagi waktu dengan keluarga, begitupun sebaliknya berdiskusi dengan suami dan keluarga terlebih dahulu bahwa anda akan tetap menjadi wanita karir dan tidak akan mengabaikan keluarga.

2. Jangan menyiksa diri, jika anda menganggap menjadi ibu rumah tangga yang sempurna bisa menjadi

beban dan mengakibatkan stres, jika wanita karir melakukan pekerjaan dengan rasa terpaksa, membandingkan situasi yang dialami dengan keluarga orang lain , itu berarti anda menyiksa diri anda. menjadi wanitia karir dan ibu rumah tangga harus dipikirkan jauh-jauh hari dan persipakan mental juga diri anda sejak awal dengan segala konsekuensi yang akan terjadi.

3. Bos dan rekan kerja yang toleran. Kebahagiana seorang wanita karir bukan hanya karena memiliki

gaji yang besar, tetapi juga mendapatkan rekan-rekan kerja dan atasan yang menyenangkan seprti

ketika izin cuti atau izin anak sakit. Hal ini memang tidak mudah didapatkan tetapi bisa dimulai dari diri kita menjadi rekan kerja yang menyenangkan terlebih dahulu.

Penutup

Jadi tak ada yang salah dan benar antara menjadi ibu rumah tangga atau menjadi wanita karir, asal keduanya dilakukan dengan sungguh-sunguh dan penuh tangung jawab berdasarkan hasil kesepakatan dengan pasangan dan keluarga. Memang kedua profesi ini tidak bisa dilakukan secara bersamaan, namun bisa dilakukan secara beriringan. Keduanya akan menjadi sangat baik jika diniatkan dengan kesadaran dan rasa saling mengerti.

Daftar Acuan :

1. Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pembangunan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka. 2009.

2. Harun fatmawati. 2010. Faktor – faKtor yang mempengaruhi strategi perempuan bekerja dan

kesejahteraan keluarga.

3. TheAsianparentIndonesia.com. (2020)

4. HaiBunda.com. (2018)

5. Jurnal pendidikan. (2017). Retrived from https://www.jurnal.id

6. Almunawwar.or.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.