Sumbawa Besar, NuansaNTB.id- Kasus stunting di Kabupaten Sumbawa sejauh ini masih didominasi di beberapa kecamatan wilayah terpencil yang aksesnya cukup sulit seperti daerah pegunungan, kepulauan maupun pesisir.
Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Sumbawa, Nieta Ariyani, membeberkan bahwa penderita stunting sebagian besar di kabupaten sumbawa terdapat di kecamatan yang jauh dari pusat kota seperti Desa Kelungkung Kecamatan Batu Lanteh, Desa Suka Mulya Kecamatan Labangka, Desa Lebangkar Kecamatan Ropang, Desa SP3 Prode Kecamatan Plampang dan Desa Suka Maju Kecamatan Lunyuk.
“Kasus stunting ini masih didomisi dibeberapa kecamatan dan Desa wilayah terpencil, seperti Kelungkung, Batu Lanteh, Labangka, Lebangkar, Ropang, SP3 dan Suka Maju. Sementara Wilayah Pesisir seperti Desa Penyaring Kecamatan Moyo Utara dan Desa Labuhan Bajo Kecamatan Utan ,” ujar Nieta kepada media ini, Senin (10/202025).
Wilayah-wilayah tersebut lanjut Mantan Dirut RSUD Sumbawa ini, memiliki sumber daya terbatas, serta secara alamiah memiliki hambatan dari segi akses, sehingga prevalensi stunting masih sangat tinggi.
Dijelaskan Nieta, berdasarkan data Elektronik Pencatatan Dan Pelaporan Gizi Berdasarkan Masyarakat (E-PPGBM) maupun Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menunjukkan bahwa terdapat penurunan prevalensi stunting di Kabupeten Sumbawa. Namun, pemerintah daerah tetap melakukan penanggulangan stunting karena penurunan stunting belum merata di seluruh wilayah kecamatan.
“Dampak stunting ini sangat luas dan besar seperti penurunan kualitas sumber daya manusia dan penurunan produktivitas kerja,” jelasnya.
Sejauh ini kata Nieta, Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa secara khusus telah menetapkan desa prioritas penanganan stunting yang disebut sebagai lokus stunting. Sehingga pada masa mendatang program kerja pemerintah daerah difokuskan pada masalah lokus stunting.
“Penanganan stunting ini dapat mengakselerasi program kesehatan yang telah menjadi bagian dari praktik sehari-hari di dalam sistem kesehatan seperti kesehatan ibu dan anak mengalami peningkatan signifikan,” ungkapnya.
Lanjutnya, Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa telah menetapkan stunting sebagai salah satu isu prioritas kesehatan sebab stunting merupakan kondisi berat badan dan tinggi badan anak cenderung sulit untuk naik, karena kurangnya asupan bergizi disertai insiden sakit yang berulang.
“Keadaan stunting masih dapat dilihat pada ukuran berat dan tinggi badan anak sehingga dapat ditangani dengan berbagai pendekatan seperti pendekatan individual melalui konseling gizi puskesmas atau fasilitas kesehatan lain serta pendekatan komunitas yang dapat menjangkau kelompok lebih luas,” terangnya.
Nieta Ariyani berharap adanya penguatan pimpinan wilayah mulai tingkat desa hingga kabupaten dengan komitmen yang sama dalam percepatan penurunan stunting, strategi melalui penguatan intervensi sensitif maupun spesifik dapat dilaksanakan semaksimal mungkin, penguatan pelayanan di posyandu secara rutin dan penguatan pencatatan mulai tingkat Dasawisma, mulai desa hingga kabupaten. (Nuansa/Jas/ Yu pkl)