Sumbawa Besar, Nuansantb.id – Kabupaten Sumbawa akan segera menghadapi panen raya jagung yang berlangsung dari April hingga Juni 2025,
Namun masalah terbesar yang belum terpecahkan oleh pemerintah yakni terkait harga jual ditingkat petani yang terus merosot meskipun Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk jagung senilai Rp. 5.500.
Sementara para pegusaha enggan mengikuti HPP yang dikeluarkan oleh pemerintah karena alasannya di pabrik Surabaya maupun Jakarta harga jual di bawah HPP perintah yakni Rp. 5.300 belum termasuk ongkos kirim dan lainnya, sehingga jika dipaksakan maka pengusaha akan mengalami kerugian.
Tantangan besar inilah yang membuat Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, MP,. harus berpikir cepat dan bekerja keras untuk membantu petani keluar dari permasalah ini.
Permasalahan selanjutnya yang dihadapi adalah keterbatasan kapasitas gudang penyimpanan. Sehingga pemerintah melalui Bulog masih kesulitan dan saat ini, stok jagung tahun 2024 di gudang Bulog masih 26.000 ton, sementara ruang yang tersedia hanya 10.000 ton.
“Panen petani sudah di depan mata, April sampai Juni puncaknya. Pertanyaannya, ke mana kita akan bawa hasil panen petani? Siapa yang akan membeli jagung petani kita? Bulog masih kesulitan karena kapasitas gudang penyimpanan dan stok jagung 2024 masih memenuhi gudang,” ujar Bupati Haji Jarot kepada media ini, Jumat (11/04/2025) di ruang kerjanya.
Selain keterbatasan gudang, Bupati Jarot juga menyoroti persoalan harga. Mitra swasta keberatan membeli jagung petani dengan harga sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 5.500 per kilogram, karena harga jual di pabrik Surabaya hanya Rp 5.300 per kilogram.
“Kalau pegusaha beli di Sumbawa Rp 5.500, sementara di pabrik Surabaya dan Jakarta hanya Rp. 5.300 jelas mereka (pengusaha) rugi. Dan itu belum dihitung Ongkos kirim,” jelas Bupati.
Adapun untuk merespons situasi ini, Bupati Jarot telah mengambil langkah cepat dengan bersurat ke Menteri Pertanian (Mentan), Bulog Nasional, Badan Pangan Nasional, dan Gubernur NTB.
“Kami sudah bersurat ke Menteri Pertanian, Bulog Nasional, Badan Pangan dan Gubernur NTB untuk membantu mencarikan solusi terbaik dan Alhamdulillah dalam waktu kurang dari 24 jam, kita mendapat respons dari Deputi Pangan Nasional dan telah melakukan pertemuan daring bersama 21 pemangku kepentingan nasional, termasuk Kementerian Pertanian, Bulog, asosiasi petani dan peternak, serta Badan Pangan Nasional,” terang Bupati.
Dikatakan Bupati, bahwa dirinya dijadwalkan akan berangkat ke Jakarta pada Senin esok untuk mempresentasikan persoalan panen jagung dihadapan Menteri Pertanian dan Badan Pangan Nasional.
“Semoga ada solusi dan jalan terbaik, In Shaa Allah hari Senin saya berangkat ke Jakarta bertemu Menteri Pertanian, Bulog dan Badan Pangan Nasional untuk mempresntasikan langsung persoalan jagung yang dihadapi petani kita di sumbawa,” ungkap Bupati.
Bupati juga menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam menangani permasalah daerah dan isu pembangunan.
“Kalau kita hanya bahas di tingkat lokal saja, nonsense kata orang sono, sama artinya kita ‘saling pungit sama nonda bulu otak’ (Kita saling jambak sama-sama tidak punya rambut kepala atau kata lain sama-sama tidak punya kemampuan,” kata Bupati Jarot.
Bupati Jarot mengajak seluruh jajaran pemerintah daerah untuk terus meningkatkan semangat dan kinerja. Niatkan diri bahwa ini adalah untuk mengabdi bagi daerah dan kesejahteraan masyarakat. “Niatkan untuk pengabdian dan Kita harus kerja keras, kerja cerdas, serta kerja cepat, karena tantangan pembangunan tidak bisa menunggu,” pungkasnya. (Nuansa)
Semoga tercatat sebagai amal ibadah, Kalau ini Gol harga 5500, Siap siap 2periode, jagung adalah Harapan keluarga apalagi tahun kemarin Kami gagal panen dan hutang masih nunggak dan terus bertambah