Sebanyak 67 Orang Tenaga Medis Di NTB Mulai Diserang Covid-19

oleh -161 Dilihat
oleh

Mataram, Nuansantb.net- (28/05/2020)

Perkembangan covid-19 di NTB hingga Rabu 27 Mei 2020, sesuai data yang dikeluarkan oleh Gugus Tugas Penanganan Covid Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang menyebutkan bahwa, sebanyak 67 tenaga medis di NTB positif terpapar virus corona.

Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr Nurhandini Eka Dewi dalam keterangan persnya, Kamis (28/05/2020) menjelaskan bahwa, hingga saat ini ada 67 tenaga kesehatan yang dinyatakan telah terpapar virus corona. Para Nakes tersebut tersebar di enam rumah sakit dan satu puskesmas di NTB. Mereka terdiri dari 8 orang dokter, 54 perawat, 3 apoteker, tenaga gizi dan radiologi masing-masing satu orang.

iklan

“Sampai dengan saat ini ada 67 orang atau 11,9 persen tenaga kesehatan kami yang positif COVID-19 dan 64 masih dirawat,” katanya.

Jika dilihat dari jenis kelamin, tenaga medis perempuan lebih banyak terpapar dengan jumlah 38 orang dan laki-laki 29 orang. “Kenapa lebih banyak terkena perempuan, karena memang perawat kami lebih banyak perempuan daripada laki-laki. Bahkan, di antara tenaga kesehatan ini sudah ada yang menulari keluarganya,” ujarnya.

Para tenaga kesehatan yang dinyatakan positif COVID-19 tersebut, kata Nurhandini Eka Dewi, ada yang terpapar karena kontak dengan pasien positif dan kontak sesama tenaga kesehatan.

Banyak pihak mengaitkan masalah ini dengan kualitas APD yang digunakan tim medis. Terkait hal ini, Dinas Kesehatan menegaskan bahwa Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan para tenaga medis di RSUP NTB dan fasilitas penanganan Covid-19 dibawah otoritas Provinsi telah berstandar nasional.

“Penggunaan APD Tim medis kita itu dari Kemenkes RI dan BNPB. Buatan UMKM atau IKM lokal belum di gunakan, kecuali untuk petugas lapangan saja,” jelas dr Eka.

Lanjut dr. Eka, informasi yang mengait ngaitkan terjangkitnya tenaga medis di NTB karena kualitas APD buatan IKM lokal kita, sama sekali tidak benar. Buatan IKM pun, telah discreening dan di seleksi agar memenuhi standar karantina kesehatan.

Menurutnya, untuk saat ini APD bantuan pusat masih sangat cukup. Jadi APD UKM dan IKM belum digunakan. Pemerintah NTB memastikan terus mendorong agar industri kecil lokal kita mampu membuat bahan atau peralatan APD yang sesuai standar. Itu karena Pemprov NTB mengacu kepada kesiap siagaan atau mitigasi bencana dimasa yang akan datang utamanya pandemi Covid-19 ini.

NTB punya komitmen mendorong kemandirian industri kita sendiri, termasuk industri dibidang kesehatan. Jadi semuanya telah direncanakan serta di hitung pemerintah secara matang. ”Kita arahkan penggunaan APD buatan IKM kita untuk petugas medis lapangan yang tidak kontak langsung dengan pasien,” ujarnya.

“Mereka ini sudah memakai alat pelindung diri (APD) level II dan III masih juga tembus. Apalagi masyarakat yang tidak menggunakan APD atau pun tidak menerapkan protokol COVID-19, seperti menggunakan masker, cuci tangan dan menerapkan physical distancing dan tetap di rumah,” tutup dr Eka. (Nuansa/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.