Sumbawa Besar, NuansaNTB.id- Kepala Dinas Kesehatan Sumbawa, Junaedi, A.Pt,. M.Si., menegaskan bahwa program Universal Health Coverage (UHC) bukanlah sistem yang memperumit, tetapi justru mempermudah masyarakat, terutama mereka yang kurang mampu.

Menurutnya, UHC memberikan kemudahan, terutama bagi warga miskin yang belum terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan, dengan hanya mengandalkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari desa.

“Jika seseorang membutuhkan pelayanan kesehatan dan belum terdaftar di BPJS, selama ada SKTM yang dikirim ke Dinas Kesehatan atau Dinas Sosial, hanya dalam hitungan jam, status mereka bisa langsung aktif. Ini keuntungan besar dari UHC, yang jauh lebih cepat dan efisien dibandingkan dengan prosedur sebelumnya,” ujar Junaedi.

Dulu, lanjutnya, proses pendaftaran BPJS memakan waktu hingga dua minggu. Namun, dengan adanya UHC, prosedur tersebut kini jauh lebih dipercepat. SKTM yang diterima dari desa akan segera diproses oleh Dinas Kesehatan, yang kemudian mengirimnya ke Dinas Sosial untuk verifikasi. Setelah itu, data akan diteruskan ke BPJS Kesehatan, dan peserta akan langsung mendapatkan nomor kepesertaan.

“Sekarang, tidak ada lagi kartu BPJS fisik. Masyarakat cukup menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) mereka untuk mendapatkan layanan kesehatan,” tambah Junaedi.

Proses pendaftaran melalui SKTM juga memberi kelonggaran bagi pasien yang memerlukan perawatan di rumah sakit. Pihak rumah sakit memberikan waktu hingga 3×24 jam untuk menyelesaikan administrasi SKTM, sehingga pasien tetap bisa mendapatkan perawatan tanpa harus menunggu dokumen selesai.

Jun menekankan pelayanan kesehatan di Sumbawa semakin inklusif dan mudah diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, khususnya mereka yang membutuhkan. (Nuansa/**)

Sumbawa Besar, NuansaNTB.id- Dikes Sumbawa melalui UPT Puskesmas Moyo Hulu, bekerjasama dengan lintas sektoral, mengadakan kegiatan fogging di beberapa titik wilayah kerja Kecamatan Moyo Hulu, Senin 03 Februari 2025.

Kegiatan fogging ini merupakan tindak lanjut dari temuan laporan P2PL yang mengindikasikan adanya jentik nyamuk penyebab demam berdarah di sejumlah tempat.

Kegiatan fogging bertujuan untuk mengurangi perkembangbiakan nyamuk di musim penghujan yang sering kali menyebabkan peningkatan kasus DBD.

Meski demikian, para pihak yang terlibat menegaskan bahwa upaya terbaik dalam menekan jumlah nyamuk adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan dan rutin melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

“Melakukan PSN dengan 3M adalah langkah penting yang harus diterapkan oleh seluruh warga, yaitu dengan Menguras tempat penampung air, Menutup tempat penyimpanan air, dan Mengubur barang-barang yang dapat menjadi sarang nyamuk,” ujar kepala Dikes Sumbawa, Junaidi.

Ia mengimbau agar masyarakat senantiasa bekerja sama dalam menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah potensi berkembangnya penyakit yang dibawa oleh nyamuk, khususnya Demam Berdarah Dengue (DBD). (Nuansa/**)

Sumbawa Besar, NuansaNTB.id- Kasus penyakit menular kembali merebak di kabupaten sumbawa dan menjadi perhatian serius Dinas Kesehatan terutama wabah Malaria yang melanda di Kecamatan Ropang dan Orong Telu.

“Saat ini banyak penyakit menular menyerang di kabupaten sumbawa diantaranya Lepra, TBC, HIV Aids dan paling banyak Malaria di Kecamatan Ropang dan Orong Telu,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa, Juanedi, A.Pt,. M.Si,. kepada Wartawan, Jum’at (31/01/2025).

Dikatakan Kadis Jun sapaan akrabnya, penyakit Malaria ini banyak menyerang warga yang beraktivitas di daerah tambang. Para pekerja ini terkena gigitan nyamuk karena tidak memakai atau dilengkapi pelindung yang memadai.

“Penyakit Malaria ini disebabkan oleh gigitan nyamuk dan hasil koordinasi dengan petugas medis setempat yang terkena rata-rata pekerja di tambang. Namun kami telah mengambil langkah untuk mencegah penularannya,” jelas Kadis Jun.

Lanjutnya, atas kondisi itu, pihaknya juga telah bekerjasama dengan seorang warga Asing asal Amerika yang telah lama menetap di Sili Maci, Kecamatan Tarano yakni Mr Jack, seorang yang Dermawan yang peduli terhadap kegiatan sosial kemanusiaan.

“Kami Dinas Kesehatan dalam mengatasi Malaria ini, dibantu oleh seorang Dermawan yang peduli kemanusiaan asal Amerika yang telah lama menetap di Sili Maci, Tarano. Mr Jack memberikan bantuan 7.000 kelambu untuk mencegah nyamuk dan penyebaran Malaria di Ropang dan Orong Telu,” jelas Kadis.

Saat ini kata Kadis, pihaknya sedang melakukan distribusi kelambu bantuan Mr Jack ke wilayah Ropang dan Orong Telu, dengan harapan ini dapat membantu mencegah dan menekan angka penularan serta mengatasi gigitan nyamuk.

“Kami berharap dengan adanya bantuan kelambu ini dapat membantu masyarakat di dua kecamatan tersebut yang juga tentu dibarengi dengan pola hidup sehat. Semoga kita semua terhindar dari penyakit berbahaya ini,” pungkas Kadis. (Nuansa/**)

Sumbawa Besar, NuansaNTB.id- Keberadaan Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) yang berada di Desa Sering, Kecamatan Unter Iwis akan sangat bermanfaat bagi warga di kabupaten sumbawa dan sekitarnya.

Pasalnya, Laboratorium yang telah diresmikan oleh Bupati Sumbawa ini merupakan salah satu dari 26 Kabupaten Kota yang mendapat bantuan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

“Laboratorium ini merupakan salah satu yang termegah dan terlengkap nantinya dari 26 kabupaten kota se-Indonesia yang mendapat bantuan dari Kemenkes RI yang tidak hanya untuk mengecek penyakit manusia namun juga untuk mengecek air, makanan dan lainnya,” ujar Kepada Dinas Kesehatan Sumbawa, Junaedi, A.Pt,. M.Si,. saat peresmian Labkesmas, Kamis (30/01/2025).

Dikatakan Kadis Jun sapaan akrabnya, kualitas air yang bersih dan aman menjadi salah satu faktor utama dalam menjaga kesehatan masyarakat.

Air yang terkontaminasi bisa menjadi sumber berbagai penyakit, yang dapat berdampak langsung pada kesehatan.

Oleh karena itu kata Kadikes, penting bagi setiap daerah untuk memiliki fasilitas yang mampu memantau dan memastikan kualitas air yang digunakan masyarakat tetap terjaga.

Keberadaan Labkesmas ini memungkinkan masyarakat yang memiliki usaha air minum isi ulang untuk menguji kualitas air mereka. Mengingat pentingnya kualitas air yang dikonsumsi oleh masyarakat.

“Seperti yang sudah disampaikan oleh Menteri Kesehatan, tingginya angka gangguan ginjal salah satunya disebabkan oleh kualitas air yang buruk,” jelasnya.

Lanjut Kadis Jun, dengan adanya laboratorium ini, pihaknya dapat melakukan uji kualitas air secara berkala, baik di rumah tangga yang memiliki usaha air isi ulang, kemasan, maupun di tempat-tempat lain yang berhubungan dengan konsumsi air.

Harapannya dengan adanya Labkesmas di Sumbawa, diharapkan masyarakat bisa lebih terjamin dalam hal kualitas air yang mereka konsumsi, serta lebih waspada terhadap risiko kesehatan yang bisa timbul akibat air yang terkontaminasi.

“Laboratorium ini tidak hanya dapat mengecek kualitas air bahkan makanan juga. Ke depan Dikes akan turun langsung ke pasar untuk mengecek apakah makanan yang di jual ada menganduk boraq atau zat lainnya yang berbahaya bagi kesehatan,” pungkasnya.(Nuansa/**)

Sumbawa Besar, NuansaNTB.id- Guna mengatasi permasalah kesehatan masyarakat terutama ibu hamil yang tinggal di daerah yang sulit dijangkau transportasi karena akses infrastruktur yang belum memadai.

Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa pada tahun 2025 ini akan menerapkan konsep Rumah Tunggu untuk solusi bagi ibu-ibu yang akan melahirkan yang berasal dari daerah terpencil.

“Untuk mengatasi permasalah ibu-ibu yang akan melahirkan di daerah terpencil, Dinas Kesehatan Sumbawa akan menerapkan konsep Rumah Tunggu,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Sumbawa, Junaedi, A.Pt,. M.Si,. kepada wartawan saat mendampingi Bupati meresmikan Labkesmas, Kamis (30/01/2025).

Dikatakan Kadis Jun, apa yang dialami oleh ibu-ibu wilayah yang sulit di jangkau transportasi seperti warga Dusun Matemega yang virall beberapa waktu lalu menjadi atensi ke depan.

“Kami upayakan apa yang telah dialami oleh warga Dusun Matemega Desa Marente tidak terulang lagi dan dengan konsep Rumah Tunggu ini masalah tersebut akan terselesaikan,” ungkapnya.

Diakui Kadis Jun, bahwa di wilayah tersebut sudah terdapat Puskesmas Pembantu (Pustu) dengan petugas seorang bidan, namun persalinan tidak dapat dilakukan di Pustu karena keterbatasan fasilitas dan harus dirujuk ke Puskesmas.

“Proses melahirkan tidak bisa ditangani di Pustu meskipun ada Bidan karena fasilitas terbatas dan harus dilakukan di Puskesmas yang memiliki fasilitas medis memadai,” jelas Kadikes.

Adapun solusi terbaik lanjut Kadis Jun, Dinas Kesehatan mengusulkan pembangunan Rumah Tunggu bagi ibu-ibu yang berada di daerah terpencil untuk menjadi tempat inap yang diperkirakan akan melahirkan beberapa hari ke depan.

“Rumah Tunggu ini menjadi tempat inap sementara bagi ibu-ibu yang akan melahirkan dengan pengawasan langsung dari tenaga medis. Ketika sudah waktunya tiba bisa segera dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan intensif,” terangnya.

Selama ini, banyak ibu-ibu hamil yang tinggal di daerah terpencil baru dibawa ke Puskesmas atau Rumah Sakit setelah kontraksi akan melahirkan dan ini tentu akan sangat menyulitkan bagi warga tinggal di wilayah yang akses jalannya ekstrim, tidak memadai untuk bisa dilalui oleh kendaraan serta jarak tempuh yang juga cukup jauh.

Menurutnya, konsep Rumah Tunggu ini pernah diterapkan oleh Kementerian Kesehatan di kabupaten sumbawa namun tidak tahu kenapa dihentikan.

“Konsep Rumah Tunggu ini diharapkan dapat menjadi solusi yang baik dan efektif untuk mengatasi kesehatan masyarakat terutama yang tinggal di daerah terpencil yang sulit di jangkau atau jauh dari puskesmas maupun rumah sakit. Semua ini tentu dapat terwujud dengan dukungan dari semua pihak, baik pemerintah daerah maupun masyarakat,” pungkasnya. (Nuansa/**)

Sumbawa Besar, NuansaNTB.id– Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa mencatat ada sebanyak 97 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sumbawa, mulai 04 Maret 2024.

Kepala Dinas Kesehatan Sumbawa, Junaedi. S.Si., M.Si., Apt,. menjelaskan bahwa dari kasus yang muncul, Kecamatan Sumbawa menjadi penyumbang terbanyak dengan 46 kasus.

Pada Januari 2024, lanjutnya tercatat 21 kasus DBD. Sedangkan Februari sebanyak 70 kasus, dan Maret 6 kasus.

Sejauh ini sebanyak 15 Puskesmas di 14 kecamatan mencatat adanya kasus DBD. Yakni Puskesmas Alas sebanyak 1 kasus, Puskesmas Badas Unit II (13), Puskesmas Batu Lanteh (1), Puskesmas Buer (3), Puskesmas Empang 8, Puskesmas Lape (1), dan Puskesmas Lopok (2). Kemudian Puskesmas Moyo Hilir (9), Puskesmas Moyo Hulu (2), Puskesmas Moyo Utara (2), Puskesmas Sumbawa Unit I (12, Puskesmas Sumbawa Unit II (34), Puskesmas Unter Iwes (7), serta Puskesmas Alas Barat (1).

Khusus di Kecamatan Sumbawa, baik 2023 maupun 2024 Kelurahan Pekat belum ditemukan kasus. Sedangkan di Keluarahan Brang Bara selama Januari hingga Februari 2024 terdapat 1 kasus, dan 6 kasus di 2023 pada periode yang sama. Kelurahan Seketeng 7 kasus (2024) dan 12 kasus (2023).

Kelurahan Bugis 1 kasus (2024), 8 kasus (2023). Kelurahan Samapuin 3 kasus (2024), 5 kasus (2023). Kelurahan Uma Sima 11 kasus (2024), 7 kasus (2023). Kelurahan Brang Biji 18 kasus (2024), 16 kasus (2023). dan Kelurahan Lempeh 5 kasus (2024), 6 kasus (2023). (Nuansa/**)

Foto : Seminar IDI Sumbawa pertama setelah pandemi Covid: Bagaimana skrining dan mendeteksi awal Kanker di fasilitas pelayanan kesehatan primer, IDI Sumbawa Gelar Seminar

Sumbawa, NuansaNTB.id- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Sumbawa menggelar seminar tentang Deteksi Dini dan Diagnosis Awal Kanker, Minggu (27/07/2023) pagi, di Aula Hotel Sernu Sumbawa.

Kegiatan diikuti oleh tenaga medis di puskesmas maupun klinik se Pulau Sumbawa, dihadiri pihak Dikes Sumbawa, Wakil Ketua IDI Sumbawa, Pengurus IDI se NTB, Ketua IBI Cabang Sumbawa, perwakilan PPNI, IAPI, PDGI, PERSAGI Cabang Sumbawa.

Hadir pula Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia, Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia, PATELKI Cabang Sumbawa, Himpunan Psikologi Indonesia, dan Ikatan Fisioterapi Indonesia Cabang Sumbawa.

Adapun peserta terdiri dari 14 dokter spesialis, 68 dokter umum, dan 26 bidan. Ada empat topik yang dibahas oleh pembicara dari kalangan Dokter Spesialis di Sumbawa yang berkompeten di Bidangnya.

IDI Sumbawa Topik pertama dibawakan oleh dr. Suhendro Sp.PA dengan judul Prevalensi dan Epidemiologi Kanker di Sumbawa. Dalam pemaparannya, ia menyampaikan Insiden Kanker di Sumbawa sejak tahun 2019 sampai 2023 yang beliau temui. Kanker tersering yang ditemui pada tahun 2022 meliputi kanker Payudara, kanker Serviks, serta kanker bagian kepala dan leher.

Pada tahun 2023, periode 1 januari sampai 14 juli, kanker tersering yang ditemukan meliputi kanker Payudara, kanker tiroid, dan kanker kolorektal. Faktor risiko terjadinya kanker meliputi merokok aktif dan pasif, infeksi HPV dan virus lain, riwayat tumor dalam keluarga/genetik, riwayat tumor sebelumnya, paparan sinar matahari berlebih, tempat tinggal dataran tinggi dan pantai, obesitas, dan diet.

Kemudian, topik kedua disampaikan oleh dr G. Iwan B. Bomba, Spesialis Bedah, dengan topik skrining dan diagnosis awal kanker payudara, kolorektal, dan tiroid. Pada topik ini, ia memaparkan pentingnya penggalian informasi melalui wawancara/anamnesis dan pemeriksaan fisik yang spesifik.

Jika kecurigaan klinis mengarah ke keganasan, maka dokter atau bidan di fasilitas pelayanan primer sebaiknya segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan / rumah sakit untuk dilakukan investigasi lebih lanjut.

Topik ketiga dengan pembicara dr. I Dewa Putu Ardana, Spesialis Paru, membawakan tipik skrining dan diagnosis awal kanker paru. Pada topik ini, selain gejala dan tanda klinis kanker paru, ia juga menjelaskan skrining untuk mendeteksi kanker paru dengan melakukan pemeriksaan LDCT (Low-dose CT) dengan menggunakan CT scan pada orang dengan risiko tinggi, yaitu dengan usia ≥ 50 tahun dan dengan riwayat merokok ≥ 20 pack-year.

Topik terakhir dibawakan oleh dr Dedy Tesna Amijaya, Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dengan topik skrining dan diagnosis awal kanker cerviks dan endometrium. Ia menjabarkan berbagai gejala dan tanda kanker serviks dan kanker Rahim (endometrium) untuk diwaspadai dan dirujuk ke fasilitas kesehatan lebih tinggi atau rumah sakit jika diperlukan.

dr Dedy juga menekankan pentingnya edukasi kepada pasien dan dukungan psikis agar pasien tidak ketakutan dalam memastikan dan mencari pengobatan berkaitan dengan adanya benjolan/tumor dalam tubuh. Berbagai modalitas pemeriksaan-pemeriksaan penunjang juga dijelaskan, meliputi pemeriksaan pap smear, IVA, dan HPV DNA.

Ketua Panitia, dr. I Puti Sidhi Rastu Karyana, Sp.PK., mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pada tenaga medis dan paramedis dalam hal ini bidan dan dokter umum terkait deteksi dini dan diagnosis awal penyakit kanker pada pasien. Dimana, dua tahun terakhir terjadi peningkatan kejadian kanker di Sumbawa yang dideteksi dengan pemeriksaan patologi anatomi.

“Sasarannya adalah bidan dan dokter umum terutama dokter menyediakan pelayanan primer di Puskesmas maupun klinik untuk mendeteksi awal apakah pasien ini ada gejala atau tanda yang bisa di lihat dari investigasi, wawancara, dan juga pemerikdaan fisik. Jika memang ada indikasi ke arah kanker bahkan ganas, bisa merujuk ke spesialis atau bisa ke pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan,” jelasnya.

Dengan adanya kegiatan ini lanjutnya, kemampun deketsi dini dokter dan bidan di tingkat pelayanan dasar maupun klik dapat meningkat, sehingga bisa dideteksi dari awal kejadian kanker pada pasien. Ketika dilanjutkan ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi lagi, tidak terlambat dalam hal penanganannya.

“Banyak faktor yang menyebabkan tingginya kasus, mungkin salah satunya kurangnya pengatahuan, disinilah tugas kami untuk meningkatkan pengetahuan anggota,” ujarnya.

Ke depan tambahnya, kegiatan semacam ini sebisa mungkin akan dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya, bahkan, jika memungkinkan akan dilakukan penyuluhan kepada masyatakat umum.

“kanker itu bukanlah suatu stigma yang mengerikan, misalnya bisa dideteksi lebih awal penanganannya akan lebih baik,” tukasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua IDI Cabang Sumbawa dr. Rachmat Ansyori, Sp.PK., dalam sambutannya menyampaikan, pemilihan materi kanker pada seminar kali ini karena melihat total pembiayaannya dari BPSJ berdasarkan laporan tahun 2022, berada pada posisi kedua setelah penyakit jantung.

“Oleh karena itu harapan kita semuan untuk bisa teman-teman di puskesmas agar bida deteksi dan diagnosis awal menyaring supaya tidak pas parah baru dibawah ke rumah sakit,” ungkapnya.

Ia berharap, kegiatan ini dapat dilaksanakan secara rutin. Pihaknya siap membangun sinergi dengan semua pihak khususnya pemerintah daerah melalui Dinas Kesesehatan.

“Harapan kami dari IDI memang mudahan kegiatan seperti ini bisa teruskan kita rutinkan setiap tahun sehingga bisa membantu tugas dinas kesehatan. IDI tidak ada masalah untuk terus berkolaborasi dengan dinas untuk melakukan kegiatan seperti ini,” pungkasnya. (*)

Sumbawa Besar, NuansaNTB.id- Wakil Bupati Sumbawa – Hj. Dewi Noviany S.Pd., M.Pd,. mengunjungi secara langsung pelayanan kesehatan gratis di Rumah Sakit Apung Dokter Lie Dharmawan II di Desa Labuhan Aji, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa, Juma’at (18/08/2023).

Turut mendampingi Wabup Novi, Kepala Dinas Kesehatan yang diwakili oleh Kabid Pelayanan Kesehatan-Rusmayadi, Dinas DP2KBP3A Kabid KB – Agung Riyadi, Camat Tarano dan Kepala Desa Labuhan Aji.

Pada kesempatan tersebut, Wabup Novi menyampaikan ucapan rasa syukur atas terbangunnya Rumah Sakit apung yang digagas oleh Dokter Lie Dharmawan II sehingga dapat memudahkan masyarakat dalam memeriksa kesehatan.

Rumah Sakit Apung “Alhamdulillah, kami bersama Dinas Kesehatan dan juga dari DP2KBP3A dapat memastikan secara langsung pasien-pasien yang ada di wilayah timur baik dari maronge, labangka, plampang, Empang, dan Tarano dapat terlayani dengan baik,” ungkap Wabup.

Selain itu, Wabup juga dapat menyaksikan langsung para Dokter di Kapal Rumah Sakit Apung yang luar biasa.

Dikatakan Wabup bahwa ini yang kedua kali Dokter Lie ke sumbawa dan dirinya melihat serta menyaksikan langsung para dokter spesialisnya, seperti spesialis bedah, obgyn, anestesi dan ini ada minor ada mayor serta ada dokter spesialis anak.

“Kita sangat terbantukan kerjasama dengan Dokter Lie Dharmawan karena kita sangat menyadari luasnya wilayah kabupaten Sumbawa dengan terbatasnya dokter spesialis dan ini sangat terbantukan,”  terang Wabub.

Wabup pada kesempatan itu juga mengucapkan terimakasih kepada Dokter Dara dan Dokter Lie Dharmawan dan kawan-kawan yang sudah membantu kabupaten Sumbawa.

“Ini patut kita disyukuri karena tidak semua kabupaten bisa disinggahi oleh Dokter Lie Dharmawan. Jadi saya merasa terharu semoga kegiatan ini terus-menerus dan bukan hanya di Dusun Terujung, Kecamatan Tarano saja, mungkin bisa jadi nanti ada di wilayah timur seperti di Lunyuk atau di wilayah pegunungan. Ini catatan bagi kita semua NKRI harga mati merdeka.!,” pungkas Wabup penuh semangat.

Sementara, Koordinator dari Rumah Sakit Dokter Lie Dharmawan – Dr. Siti Fatimah Zahra mengatakan, tujuan dari Rumah Sakit Apung Dokter Lie Darmawan II ini adalah untuk membantu masyarakat dan pemerintah terkait masalah kesehatan.

“Kita memang fokusnya itu di Daerah kepulauan, untuk itu Rumah Sakit Apung Dokter Lie Dharmawan II dalam memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dokter Lie Dharmawan menugaskan 4 Dokter Spesialis yaitu Spesialis Obgyn, Dokter Spesialis Bedah, Dokter Spesialis Anestesi dan Dokter Spesialis Gigi Anak, serta Dokter umum lainnya ada 13, Farmasi 1 dan perawat 1 Jumlahnya ada 19 dengan dibantu perawat dari Puskesmas Tarano,” jelasnya. (Nuansa)

Sumbawa Besar, NuansaNTB.id- Setiap event-event international diperlukan kesiapan tidak hanya dari segi sumber daya manusia (SDM) tetapi juga fasilitas kesehatan yang harus berstatus standar international.

Begitu juga untuk mensukseskan event MXGP Samota Sumbawa 2023, keberadaan Medical Center berstandar internasional harus tersedia.

Direktur RSUD Provinsi NTB, dr. Lalu Herman Mahaputra, M.Kes., MH mengungkapkan, bahwa untuk mendukung gelaran MXGP Samota kali ini pihaknya menyiapkan 200 orang tenaga kesehatan terdiri dari delapan dokter spesialis, tujuh orang dokter umum dan sisanya tenaga kesehatan yang sudah memiliki sertifikat untuk membackup event internasional.

MXGP Samota“RSUD Provinsi NTB dalam hal ini satu-satunya di Indonesia, rumah sakit yang memiliki tim medis untuk memback up event-event international,” jelas dr Jack sapaan akrabnya saat ditemui di Sirkuit Samota usai mengecek kesiapan pos kesehatan, Sabtu (24/06/2023).

Lebih lanjut dr. Jack menjelaskan, pelayanan kesehatan di sekitar lintasan akan terbagi menjadi dua belas titik pos tujuannya agar pembalap yang mengalami insiden di track balapan akan mudah dievakuasi serta mendapatkan perawatan pertama.

“Pusat medis akan menjadi lokasi perawatan utama, kami membagi tim menjadi 3, pembagiannya ada ring 1 untuk mengkafer pembalap, ring 2 mengkafer para kru, dimana ring satu dan dua langsung di bawah tanggung jawab RSUD Provinsi NTB. Sedangkan ring tiga kami bersama Dinas Kesehatan serta puskesmas terdekat dalam memberikan pelayanan kesehatan untuk penonton,” kata dr. Jack yang juga Ketua IMI NTB.

Sementara itu Kepala Medical Center MXGP Samota 2023 dr. Eko Dian Nugroho mengatakan, pelayanan kesehatan pada MXGP kali ini tidak jauh berbeda dengan MXGP tahun kemarin, baik dari segi pelayanan maupun fasilitas kesehatannya.

“Sudah kami sediakan, ada 4 unit ambulance yang memiliki kemampuan seperti ICU, 2 unit mobil interpention untuk menangani pasien yang luka berat serta satu unit helikopter,” ungkap Eko. (Nuansa/**)

Tidak Ada Postingan Lagi.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.