Balas Dendam Berakhir Tragis, Seorang Pria di Plampang Tewas Dikeroyok

oleh -287 Dilihat
oleh

Sumbawa Besar, Nuansantb.id – Sebuah aksi balas dendam berujung maut terjadi di Desa Muer, Kecamatan Plampang, Kabupaten Sumbawa, Sabtu (17/05/2025). Seorang pria berinisial S (45 tahun) tewas setelah dikeroyok keluarga pelaku yang tidak terima salah satu anggota keluarganya dianiaya sebelumnya.

Kapolres Sumbawa, AKBP Bagus Nyoman Gede Junaedi, S.H., S.I.K., M.A.P., melalui Kapolsek Plampang IPTU Harirustaman, S.H., menjelaskan bahwa insiden ini berawal dari penganiayaan yang dilakukan korban terhadap seorang warga berinisial I.

“Korban (S) sebelumnya memukul kepala I dengan batu hingga terluka. Keluarga I yang tidak terima kemudian melakukan pembalasan dengan cara yang jauh lebih brutal,” jelas IPTU Harirustaman.

iklan

Dijelaskan Kapolsek, kronologi bentrokan berdarah ini berawal dari cekcok pada pukul 16.00 WITA, dimana S dan G menghadang F dan I di Bendungan Biara, Desa Brang Kolong, mempersoalkan uang sewa lahan milik HM. Emosi memanas, S mengambil batu dan memukul kepala I hingga berdarah

Keluarga I yang mengetahui kejadian itu langsung menyerbu pondok S di Desa Muer. Mereka menyerang S dengan parang, mengakibatkan luka robek di kepala kanan, kiri, dan punggung. S tewas di tempat sebelum sempat ditolong.

Saksi A berupaya membawa korban ke Puskesmas Plampang menggunakan mobil Carry, tetapi petugas medis menyatakan bahwa korban telah meninggal dunia yang disebabkan luka robek di tubuhnya.

Mendapat informasi terkait peristiwa tersebut, Tim Polsek Plampang terjun ke TKP melakukan penyelidikan. Kapolsek Plampang bersama anggota dibantu Opsnal Polres Sumbawa berhasil mengamankan lima tersangka penganiayaan berat. Mereka kini ditahan di Mapolres Sumbawa untuk penyidikan lebih lanjut.

“Kedua pihak sebenarnya berasal dari Belo, Bima, dan sama-sama merantau ke Plampang untuk bertani bawang. Kami akan terus mengembangkan kasus ini untuk memastikan semua yang terlibat dihukum sesuai aturan,” tegas Kapolsek.

Kapolres Sumbawa mengimbau masyarakat menyelesaikan masalah melalui jalur hukum, bukan main hakim sendiri.

“Kami tidak ingin ada lagi korban jiwa akibat balas dendam. Laporkan setiap konflik ke pihak berwajib sebelum eskalasi,” tandas IPTU Harirustaman. (Nuansa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.