Sumbawa Besar, Nuansantb.id– Kabupaten Sumbawa terus menggenjot potensi komoditas kopinya. Kali ini, terobosan dilakukan dengan memperkenalkan varietas baru, Liberika, yang mampu beradaptasi di dataran rendah. Sebanyak 35.000 bibit kopi, termasuk Liberika, yang sedang disemai di Desa Lawin, Kecamatan Ropang, menjadi bukti nyata langkah strategis ini.
Kehadiran varietas ini diyakini akan membuka lanskap baru bagi perkebunan kopi Sumbawa, mengubah daerah yang sebelumnya kurang ideal menjadi sentra produksi baru.
Dalam kunjungan kerjanya, Sabtu (11/10/2025) ke sentra penyemaian bibit di Desa Lawin, Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, M.P., menyaksikan langsung persiapan 35.000 bibit kopi yang terdiri dari varietas Arabika, Robusta, dan pionir baru, Liberika.
Keunggulan utama Liberika terletak pada kemampuannya tumbuh optimal di dataran rendah, sebuah jawaban atas tantangan geografis yang selama ini membatasi ekspansi kebun kopi.
Bupati H. Jarot memberikan apresiasi mendalam atas inisiatif masyarakat dan kelompok tani Ropang. Dalam paparannya, ia menekankan bahwa inovasi ini bukan sekadar menambah varietas, melainkan sebuah lompatan strategis.
“Kopi Sumbawa menyimpan potensi luar biasa yang belum sepenuhnya tergali. Kehadiran Liberika ini seperti menemukan kunci baru. Ia membuka peluang besar untuk pengembangan kopi di wilayah-wilayah dataran rendah kami yang luas. Ini berarti perluasan areal tanam dan peningkatan produksi bisa kita wujudkan. Nilai tambahnya akan melambung tinggi,” tegas Bupati Jarot di hadapan para petani.
Lebih jauh, Bupati yang akrab disapa Haji Jarot ini memproyeksikan hal ini menjadi modal untuk bersaing di kancah yang lebih luas. “Dengan keragaman varietas dan keunikan cita rasa yang kita miliki, harapan kami, Kopi Sumbawa tidak hanya mampu bersaing di industri kopi nasional, tetapi juga menembus pasar ekspor ke mancanegara. Kita punya cerita dan karakter yang kuat,” imbuhnya.
Untuk mewujudkan visi tersebut, Bupati Jarot menekankan bahwa kunci utamanya terletak pada kolaborasi yang solid. Sinergi segitiga antara petani, pemerintah daerah, dan pelaku usaha mutlak diperlukan untuk memperkuat seluruh mata rantai ekosistem industri kopi Sumbawa, mulai dari hulu hingga hilir.
“Pemerintah daerah berkomitmen penuh untuk mendukung hal ini. Dukungan tersebut akan kami wujudkan dalam bentuk pembinaan teknis berkelanjutan, penguatan kelembagaan kelompok tani, dan yang tak kalah penting, membuka akses pasar yang lebih lebar. Kolaborasi ini penting agar Kopi Sumbawa tidak hanya menjadi komoditas, tetapi memiliki daya saing dan brand yang khas dan dikenali di mata dunia,” paparnya.
Komitmen jangka panjang ini, menurutnya, adalah investasi untuk membangun identitas baru Pulau Sumbawa. Selama ini, Sumbawa identik dengan Kuda Sumbawa dan Jagung Raksasa. Ke depan, Bupati Jarot bercita-cita agar kopi akan menyusul dan melengkapi identitas tersebut.
“Impian kita bersama, suatu saat nanti, ketika orang mendengar nama Sumbawa, yang terlintas bukan hanya kuda yang gagah atau jagungnya yang manis, tetapi juga secangkir kopi dengan rasa yang tak terlupakan. Kita ingin dunia mengenal Sumbawa dari aromanya,” tutup Bupati Ir. H. Syarafuddin Jarot, M.P., mengakhiri kunjungannya dengan optimisme yang menggelora.
Dengan semangat baru yang dibawa oleh varietas Liberika dan dukungan penuh Pemerintah Daerah, industri kopi Sumbawa sedang menancapkan tonggak baru untuk menulis babak selanjutnya dalam peta perkopian nasional.
Editor/Pemred: Sahril Imran





