Dewan Sandi Dorong Pemberdayaan Santri Lebih Konkret di Hari Santri Nasional 2025

oleh -351 Dilihat
oleh

SUMBAWA, Nuansantb.id – Memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2025 yang jatuh setiap 22 Oktober, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sumbawa, Sandi, S.Pd., M.M., menyerukan perlunya komitmen dan aksi nyata dari seluruh pemangku kepentingan untuk mendorong pemberdayaan santri yang lebih konkret dan berkelanjutan.

Menurutnya, peringatan HSN tidak boleh sekadar menjadi seremoni simbolis, melainkan harus menjadi momentum evaluasi dan akselerasi peningkatan kualitas hidup para santri sebagai aset bangsa.

“Spirit resolusi jihad KH Hasyim Asy’ary pada 22 Oktober 1945 yang melahirkan HSN adalah tentang pengorbanan dan kontribusi nyata santri untuk bangsa. Esensinya harus kita teruskan hari ini bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan tindakan nyata yang memberdayakan,” tegas Sandi dalam pernyataannya, Selasa (21/10/2025).

Sebagai representasi suara masyarakat di legislatif, Sandi memaparkan empat pilar masukan dan rekomendasi kebijakan yang perlu menjadi fomasi pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, dalam memaknai HSN 2025.

Pertama, Penguatan Pengakuan dan Apresiasi yang Bermakna. Sandi menekankan bahwa pengakuan atas kontribusi historis dan kontemporer santri harus melampaui pidato seremonial. “Pengakuan itu harus diterjemahkan dalam kebijakan afirmatif yang melindungi kearifan lokal pesantren, memfasilitasi para ulama, dan mengintegrasikan sejarah perjuangan santri ke dalam kurikulum pendidikan nasional secara lebih proporsional,” ujarnya.

Kedua, Modernisasi dan Pengembangan SDM Santri. Legislator dari Dapil Sumbawa, Moyo Hilir dan Moyo Utara ini menyoroti pentingnya adaptasi pesantren terhadap tantangan zaman. Ia mendorong pemerintah untuk memperkuat program pendampingan yang memadai. “Kita perlu program yang konkret. Bukan hanya bantuan fisik, tetapi pendampingan kurikulum yang integratif antara ilmu agama dengan ilmu terapan seperti kewirausahaan, teknologi digital, bahasa asing, dan literasi keuangan. Ini agar santri kita tidak hanya hebat secara spiritual tetapi juga tangguh secara skill untuk bersaing di era global,” paparnya.

Ketiga, Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Pesantren. Sandi melihat potensi ekonomi pesantren sebagai lokomotif pemberdayaan masyarakat sekitar masih belum tergarap optimal. Ia mendorong skema Kemitraan yang inovatif. “Pesantren harus didorong menjadi sentra ekonomi syariah dan kewirausahaan sosial. Pemerintah daerah dapat memfasilitasi akses permodalan, pelatihan manajemen, dan yang terpenting, membuka akses pasar bagi produk-produk unggulan yang dihasilkan santri dan pesantren, baik melalui pasar tradisional maupun digital,” jelasnya.

Keempat, Optimalisasi HSN untuk Penguatan Nilai Kebangsaan. Sandi menegaskan bahwa HSN adalah momentum strategis untuk memperkuat narasi Islam yang moderat, toleran, dan cinta tanah air. “Di tengah arus globalisasi dan tantangan radikalisme, pesantren adalah benteng terdepan NKRI. Pemerintah harus aktif memfasilitasi kegiatan HSN yang tidak hanya edukatif dan kultural, seperti pengajian akbar dan festival seni islami, tetapi juga yang bersifat rekreatif dan membangun persaudaraan, seperti liga santri, untuk memperkuat jejaring dan semangat kebinekaan,” pungkasnya.

Dengan fomasi pada empat pilar ini, Sandi berharap peringatan HSN 2025 dapat menjadi titik tolak baru dimana peran santri tidak hanya dikenang dalam narasi sejarah, tetapi diwujudkan secara nyata dalam pembangunan bangsa dan kemandirian ekonomi umat.

Selamat Hari Santri Nasional 2025 “Santri adalah penjaga moral bangsa, pelita dalam kegelapan zaman, dan pejuang ilmu yang tak pernah padam”

Editor/Pemred: Sahril Imran

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.