Sumbawa Besar, Nuansantb.id – Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Dr. Sahat Manaor Panggabean, melakukan inspeksi langsung proses pengiriman 385 ekor hewan kurban dan 5.200 ton jagung pakan ternak dari Pelabuhan Badas, Sumbawa, menuju Cilegon dan Semarang.
Kunjungan kerja ini bertujuan memastikan pengawasan ketat terhadap keamanan hayati dan kelancaran distribusi komoditas strategis nasional dari Pulau Sumbawa.
Dalam pemantauannya, Sahat menegaskan pentingnya peran Sumbawa sebagai penghasil lima dari sebelas komoditas strategis nasional: jagung, beras, daging sapi, bawang merah, dan hasil perikanan.
“Pengawasan di titik pengeluaran seperti Sumbawa adalah mandat konstitusional kami untuk mencegah penyebaran hama dan penyakit hewan, terutama jelang Iduladha 1446 H pada 6 Juni 2025,” tegas Sahat.
Wakil Bupati Sumbawa, Drs. H. Mohamad Ansori, menyambut baik langkah Barantin dalam memperkuat sistem distribusi.
“Dukungan Barantin sangat penting untuk menjamin kualitas dan keamanan komoditas kami, sekaligus mendorong ekonomi daerah,” ujarnya.
Sahat memastikan bahwa laboratorium UPT Barantin di Sumbawa telah terstandar untuk mendeteksi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK). Langkah pencegahan seperti penyemprotan desinfektan pada hewan, alat angkut, dan pakan juga terus dioptimalkan.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Koordinasi dengan pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat sangat penting,” tambah Sahat.
Untuk mempercepat layanan, Barantin telah menerapkan digitalisasi permohonan tindakan karantina (PTK) secara online. “Dengan layanan digital, proses sertifikasi kini lebih cepat dan transparan,” jelasnya.
Hadir dalam kunjungan tersebut perwakilan dari Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Badas, Bea Cukai Sumbawa, serta jajaran Karantina Sumbawa. Kolaborasi ini diharapkan dapat meminimalisir kendala distribusi, terutama untuk jagung sebagai bahan baku pakan ternak nasional.
“Kami berkomitmen menjaga kualitas dan keamanan komoditas Sumbawa, sekaligus memastikan distribusi tepat waktu, baik untuk kebutuhan kurban maupun industri pakan ternak,” pungkas Sahat. (Nuansa)