Sumbawa Besar, Nuansantb.id – Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, MP, mendukung penuh pelestarian Barapan Kebo (balap kerbau) sebagai warisan budaya yang mampu menggerakkan ekonomi kerakyatan dan pariwisata. Dukungan ini disampaikan melalui Kadis Kominfotiksandi Sumbawa, Drs. Hasanuddin, saat membuka acara Barapan Kebo dalam rangka HUT ke-21 Desa Lamenta, Ahad (25/05/2025).
Budaya Turun-Temurun dengan Nilai Ekonomi Tinggi
Menurut Hasanuddin, Barapan Kebo merupakan tradisi unik masyarakat agraris Sumbawa yang bermula dari upaya mempercepat pengolahan sawah sebelum musim tanam. “Ini bukan sekadar lomba, tapi juga bentuk syukur dan permohonan berkah kepada Tuhan Yang Maha Esa,” jelasnya.
Kini, tradisi ini berkembang menjadi penggerak ekonomi, dengan manfaat nyata: Meningkatkan nilai jual kerbau, menarik minat wisatawan dan memacu perkembangan peternakan lokal.
“Kami apresiasi para peternak kerbau. Kegiatan ini bukti budaya bisa sejalan dengan peningkatan kesejahteraan,” tegas Hasanuddin.
Lanjut Kadis, Pemkab Sumbawa mendukung Barapan Kebo sebagai agenda tahunan yang terkelola dengan baik. “Kami mendorong desa-desa menjadikan tradisi ini sebagai bagian dari kalender wisata,” ujar Hasanuddin.
Acara di Desa Lamenta ini diikuti 390 pasang kerbau dari berbagai wilayah di Sumbawa, menunjukkan antusiasme masyarakat. Turut hadir Sekretaris Dispopar, Anggota DPRD, dan Kades Lamenta, menandakan dukungan lintas sektor.
Target Ke Depan: Wisata Budaya Berkelanjutan
Pemerintah kabupaten akan memetakan strategi agar Barapan Kebo tidak hanya jadi atraksi, tetapi juga produk wisata yang mendatangkan devisa. “Kami akan kolaborasi dengan Dispopar dan pelaku usaha untuk kemasan yang lebih menarik,” tandas Hasanuddin.
Dengan semangat ini, Sumbawa berpotensi menjadikan Barapan Kebo sebagai ikon pariwisata budaya, sekaligus menjaga kearifan lokal yang hampir punah. (Nuansa)