Jejak Peradaban Samawa: Dekranasda Sumbawa Apresiasi Pameran Budaya NTB di Dalam Loka

oleh -153 Dilihat
oleh

SUMBAWA, Nuansantb.id – Istana Dalam Loka, Sumbawa Besar, menjadi saksi bisu kemegahan warisan budaya Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui Pameran Keliling dan Ekspresi Budaya NTB, Rabu (22/10/2025). Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Sumbawa, Hj. Ida Fitria Syarafuddin Jarot, SE, secara khusus mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini.

Didampingi Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumbawa, Fithriyati, SP., MT, dan Wakil Ketua Harian Dekranasda Kabupaten Sumbawa, Ir. Irin Wahyu Indarni, Hj. Ida Fitria menyatakan kekagumannya terhadap kekayaan budaya yang dipamerkan. “Pameran ini bukan sekadar memajang benda-benda bersejarah, tetapi menghidupkan kembali nilai-nilai luhur peradaban Samawa,” ujarnya.

Koleksi dari Museum Negeri NTB, UPT Museum Daerah Kabupaten Sumbawa, dan Museum Bala Datu Ranga menampilkan khazanah budaya yang mencerminkan estetika dan filosofi masyarakat Sumbawa. Salah satu yang menarik perhatian adalah Sapu’ Alang dengan motif Lonto Engal, kain songket dari benang katun dan perak yang menjadi simbol kejantanan dan kehormatan bagi laki-laki Samawa.

Tidak kalah memukau, Kere Alang “Meraja Sangaji” yang dibuat sekitar tahun 1790 menjadi bukti sejarah persatuan dua kesultanan besar di NTB. Kain yang dibuat dengan teknik songket dan sulam ini menggambarkan persatuan Kesultanan Bima dan Kesultanan Sumbawa melalui simbol garuda berkepala dua dan lipan api. “Kain bersejarah ini pernah digunakan dalam pernikahan agung Sultan Bima Abdul Hamid Ruma Mantau Asi Saninu dengan Sultanah Sumbawa Syafiatuddin,” jelas Hj. Ida Fitria.

Berbagai koleksi lain turut melengkapi pameran, termasuk Kere Alang dengan beragam motif seperti Cepa, Selimpat, Piyo, Pohon Hayat, dan Kemang Setange yang merupakan kain kebesaran bangsawan Sumbawa. Setiap motif mengandung makna simbolik mendalam tentang kehidupan, kebangsawanan, dan keseimbangan alam.

Hj. Ida Fitria menekankan pentingnya melestarikan warisan budaya sembari mengembangkan ekonomi kreatif. “Tenun dan kriya tradisional Sumbawa memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi produk modern yang tetap berakar pada nilai budaya lokal,” tegasnya.

Dekranasda Sumbawa, menurutnya, berkomitmen mendukung para pengrajin agar karya mereka tidak hanya lestari tetapi juga memiliki nilai ekonomi. “Budaya bukan hanya untuk dikenang, tetapi untuk dihidupkan kembali dalam bentuk baru yang relevan dengan zaman,” pungkas Hj. Ida Fitria.

Pameran yang berlangsung hingga 23 Oktober 2025 ini diharapkan dapat menanamkan rasa bangga dan kecintaan terhadap warisan budaya lokal, sekaligus menginspirasi generasi muda untuk melestarikan kekayaan budaya Samawa.

Editor: Nuansantb

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.