Wabup Ansori Gagas Tim Khusus dan Gerakan Atasi Sampah, Baru 5% yang Tertangani

oleh -163 Dilihat
oleh

Sumbawa Besar, Nuansantb.id– Baru sekitar 5% sampah di Kabupaten Sumbawa yang tertangani secara terpola dari total 77 ribu ton timbulan sampah per tahun. Data yang disampaikan dalam Pertemuan Pembentukan Bank Sampah ini menggugah kesadaran dan mendorong komitmen tegas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumbawa untuk segera bertindak.

Wakil Bupati Sumbawa, Drs. H. Mohamad Ansori, menegaskan bahwa persoalan sampah tidak boleh lagi dipandang sebelah mata. “Pertemuan ini seperti membangunkan kita semua. Kita tidak sadar, sejak bangun tidur hingga tidur kembali, kita selalu menghasilkan sampah. Sampah bukan sekadar urusan kebersihan, tetapi menyangkut kesehatan, lingkungan, bahkan masa depan anak cucu kita,” tegasnya sebagai narasumber utama, Senin (27/10/2025) di Aula H. Madilaoe ADT.

Merespon rendahnya angka penanganan tersebut, Wabup Ansori langsung mengambil inisiatif dengan mendorong pembentukan tim teknis khusus. Tim ini nantinya akan menangani pengelolaan sampah secara terpadu dan berkelanjutan. “Mulai hari ini, Pemerintah Kabupaten Sumbawa akan turun langsung memantau progres di lapangan. Sampah harus dikelola setiap hari, baik di rumah tangga, sekolah, maupun perkantoran. Ini bukan kegiatan seremonial, tetapi tanggung jawab bersama,” tegasnya penuh semangat.

Ia juga mengingatkan ancaman nyata di balik tumpukan sampah yang tidak terkelola. “Dampaknya buruk, mulai dari masalah kesehatan hingga potensi banjir karena saluran air yang tersumbat. Saya ingin melihat Sumbawa bersih, sehat, dan masyarakatnya maju, unggul, serta sejahtera. Pulang dari sini, kita semua harus langsung bekerja,” tandasnya.

Secara daring, Kepala Pengendali Lingkungan Hidup Bali dan Nusa Tenggara, Ni Nyoman Santi, S.T., M.Sc., mengapresiasi komitmen Pemkab Sumbawa. Ia menyebut Sumbawa memiliki potensi besar untuk mencapai target nasional pengelolaan sampah 51,2% di akhir 2025 dan 100% pada 2026.

“Sekitar 60-70% dari total sampah di Sumbawa adalah sampah organik yang mudah diolah menjadi kompos. Saat ini, optimalisasi Bank Sampah menjadi langkah kunci untuk memperkuat pengelolaan sampah non-organik,” jelas Ni Nyoman Santi.

Namun, ia menekankan bahwa keberhasilan program bank sampah sangat bergantung pada peran aktif masyarakat. “Sekolah dan rumah tangga harus menjadi garda terdepan dalam menumbuhkan kesadaran memilah sampah sejak dini. Banyak Bank Sampah sudah terbentuk, tapi belum berjalan optimal. Karena itu, dukungan dan arahan pemerintah daerah sangat dibutuhkan agar program ini berkelanjutan,” tegasnya.

Pertemuan yang diinisiasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sumbawa bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ini juga dihadiri jajaran forkopimda dan perangkat daerah. Acara dilanjutkan dengan pemaparan strategi teknis oleh Kepala DLH Kabupaten Sumbawa, Pipin Sakti Bitongo, ST., MT., dan Kepala Bidang Wilayah II Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup Bali dan Nusa Tenggara, Dony Arif Wibowo, S.Hut., M.Sc., yang mendalami pembentukan dan penguatan Bank Sampah sebagai solusi berbasis masyarakat.

Dengan komitmen pimpinan daerah yang kuat dan langkah konkret pembentukan tim khusus, gerakan pengelolaan sampah di Bumi Samawa diharapkan dapat segera terakselerasi, mengubah ancaman menjadi peluang bagi terwujudnya lingkungan yang bersih dan sehat.

Editor: Nuansantb

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.